Pekerjaan Radio
menuntun saya kembali teringat dengan salah satu sosok legendaris Potographer
Kota Mbay kala itu. Radio Suara Nagekeo
mempunyai program talkshow visual yaitu ‘’Sahabat Punya Cerita’’ yang mana menghadirkan
kisah inspiratif dari para sahabat-sahabat yang ada di Nagekeo. Salah satu
kisah yang mau kita angkat adalah sosok legendaris Potographer asal kota Mbay. Om Many namanya.
Waktu baru
menunjukkan pukul 8 pagi namun Matahari pagi Kota Mbay begitu menyengat ketika
saya menyusuri jalan di KM 1 Paudo mencari rumah sang Potographer Legendaris
itu. Om Many. Saya sekedar
menerka-nerka, ini pasti rumah om Many. Ternyata terkaan saya tepat sasaran.
Masih teringat sejak jaman saya SD Hingga SMA om Many selalu jadi andalan untuk
pemotretan foto sekolah.
sosok om many hampir dilupakan, bahkan banyak yang tidak mengetahui apakah om mani masih berpijak di muka bumi ini ataukah telah tiada. tak banyak orang yang
mengetahui tempat tinggal om mani. Sesampainya saya di depan rumah om mani, tak ada kesan mewah ketika pertama melihat om mani. Halaman
yang luas dihiasi beberapa ekor anjing, bebek,ayam,kambing sedang hilir
mudik di sekitar halaman rumah.Walaupun saat ini usianya sudah mencapai 65
tahun, ia masih terlihat bersemangat ketika saya menyapanya.
“Om mani!” sapa saya ketika pertama kali bertemu dengannya. Om Mani sangat terlihat bersemangat ketika menyuruh saya untuk masuk ke
dalam rumahnya dan menunjukkan beberapa koleksi arsip yang ia miliki.
Arsip-arsipnya disusun dalam dua rak besi berukuran sekitar 2 meter x 1,5
meter. Di sekitar rak tersebut juga terdapat beberapa peralatan computer dan juga peralatan cuci foto jadul. Perjalanan karier
Fotografi sudah ia geluti sejak berusia 15 tahun. Ia belajar fotografi di salah
satu toko studio foto di ende selama enam bulan bersama Baba Edi si pemilik
toko Nusantara. Setelah mengabdi
bersama baba edi, om mani terus mengasah kemampuan fotograpinya bersama Haji
Saleh Lanjar pengusaha potograpi di Kota Ende.
Ayah dari empat anak tersebut telah memulai karier profesional sebagai
fotografer sejak tahun 86. Setelah mengabdi selama satu
setengah tahun om mani memilih pulang kampong dan mengabdi di paroki Mauponggo
sebagai pelayan gereja. Di tahun 90-an om mani memilih untuk hijrah ke
Mbay kala itu. Om mani mencoba menitih
karir fotograpi di mbay kala itu masih tergabung dengan wilayah kabupaten
Ngada.
Selain berprofesi sebagai fotograpi, om mani juga menjabat sebagai Badan
Pengaman Pancasila di Bajawa selama 8 tahun. Karir om mani di mbay kala itu
sudah memberikan warna untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Namun seiring
berkembagnya jaman, peralihan dari camera analog ke camera digital membuat karir
om mani surut. Namun hal itu disadari
oleh om mani bahwa diusianya yang ke 65 tahun sudah saatnya pension dari dunia
potograpi. Saat ini om mani menyibukan aktivitas dengan bercocok tanam dan juga
beternak.
Komentar
Posting Komentar