50 Peserta kece Pelatihan Pemandu Pariwisata Nagekeo

 

50 Peserta Pelatihan Guide Lokal Nagekeo di Puncak Bukit Weworowet

Hari itu ditanggal 11 september 2019 saya dan kawan-kawan melakukan check in di Hotel Sinar Kasih Mbay. Pemberitahuan dari Panitia Dinas Pariwisata bahwa cek in akan dimulai dari jam 3 hingga 5 sore, jika lebih dari jam yang ditentukan berarti anda didelate jadi peserta. waahhh….saya akhirnya mulai bergegas perjalanan dari rumah menuju hotel sinar kasih yang tak begitu jauh dari rumah. Setiba di hotel para panitia telah menunggu kedatangan para peserta untuk melakukan pendaftaran ulang lalu di bagikan ke setiap kamar masing-masing. saya diberi kunci kamar nomor empat oleh petugas hotel.  Dan ternyata saya harus berkenalan dengan gadis asal Boawae yang juga termasuk peserta pelatihan Guide lokal. Namanya Fanny. Yahh fany dengan berwajah ciri khas hitam manis layaknya paras gadis boawae pada umumnya. Orangnya cukup supel dan mudah akrab dengan orang baru.

 Jam 7.00 seluruh peserta diarahkan untuk makan malam terlebih dahulu. Ketika berada di ruang makan, kami masih begitu canggung untuk mengenal satu sama lain, duduk dalam ruanganpun kami masih membaur dengan orang terdekat atau yang dikenal,  maklum tradisi sukuisme masih lekat dalam jiwa  kami… hehe mugkin belum saling kenal begitu perasaan saya. 

Setelah makan malam, peserta tidak begitu saja beristirahat santai, peserta diarahkan lagi oleh panitia menuju aula untuk briefing mengenai kegiatan hari esok. Senang juga bisa diarahkan sana sini, semuanya serba diarahkan hahaa   …..

Moment perkenlan kami pun terjadi, 50 peserta berada dalam satu aula yang cukup besar dengan berbagai ciri khas wajah dan asal. Kami adalah para peserta dari berbagai daerah yang berada di wilayah Kabupaten Nagekeo untuk mengikuti Pelatihan Guide Lokal.  Awalnya sebelum mengikuti pelatihan ini saya diinformasikan oleh salah satu teman melalui social media. Momen seperti ini saya cukup senang selain mengenal lebih banyak teman, saya juga dapat membranding diri dengan menambahnya ilmu pariwisata. Hahaha diriku sudah seperti produk saja. 

awal perkenalan 50 peserta kece pelatihan pemandu pariwisata
awal perkenalan 50 peserta pelatihan pemandu pariwisata pada saat foto sesi bersama

Saya salut dengan para peserta pelatihan, selain punya semangat yang tinggi mereka juga memiliki karakter yang lucu nan unik. Diantara lima puluan peserta yang paling terekam dalam pandangan pertama saya adalah Kak Bruno. Yahhh saya sering menyebutnya Bruno mars tetapi Bruno Mars kali ini agak sedikt berbeda dengan Bruno Mas asal Amerika . Bruno yang ini memiliki keahlian dalam story telling tentang alam maupun pariwisata mugkin yang tidak mampu diceritakan oleh nya adalah alam gaib yahh…. woahahaha.....Ternnyata ia memiliki segudang pengelaman dalam      dunia tourism guide alias pemandu wisata. Cukup banyak Pengelaman yang ia bagikan ketika awal perkenalan.  Ada beberapa teman lainnya yang cukup kece dengan tikah laku mereka  yaitu, Albert, Luis, Ano, Eman,Dina, Aty  dan masih banyak lagi lainya yang tidak sempat saya hafal namanya satu persatu. setelah semu  melakukan pengenalan peserta kembali ke kamarnya masing-masing. 

Layaknya wanita pada umumnya ketika baru kenal pasti akan ada banyak topik  perkenalan, Nama, Asal, Kuliah dimana, program study apa dan blaaa…blaaa…blaaa….. saya bingung mau menguraikan cerita perkenalan saya dengan gadis asal boawae ini, nampaknya dia begitu penasaran dengan kepribadian saya, entah apa yang membuat ia begitu penasaran tetapi Fany cukup menyengkan sebagai teman baru.

 Pelatihan Hari Pertama

Sesuai arahan Panitia Para peserta pelatihan pemandu pariwisata harus take breakfast tepat jam 7.00 . seperti malam biasanya  sebelum tidur saya selalu  menyetel alarm tepat  di jam 5.30 sekaligus waktu untuk solat subhu. Setelah solat subhu saya langsung bergegas menuju kamar mandi. Wokelah…. pagi itu karena acara pembukaan bersama Bapak Bupati Nagekeo kami diharuskan mengenakan pakian putih hitam dengan selendang khas motif Nagekeo. Nampaknya teman-teman sudah pada cantik dan ganteng berada di ruangan makan sembari menikmati hidangan makanan pagi yang sudah disiapkan oleh karyawan Hotel. Saya cukup terkesima dengan kedisiplinan teman-teman peserta padahal waktu belum sampai pukul 7 tetapi mereka dengan gagah dan rapinya sudah stand by di meja makan. Pagi ini ada pemandangan yang tidak biasa dari awal perkenalan, sebagian teman-tema sudah mulai membaur dimeja makan. Saya senang diantara teman-teman ada yang begitu supel menjaili teman-teman dengan khas guyonan mereka mugkin sengaja dilakukan agar lebih akrab salah satunya Bruno dan Albert yahh lagi-lagi Bruno..


Pembukaan Kegiatan oleh Bupati Nagekeo

Sambutan Bapak Bupati Nagekeo pada saat pembukaan acara pelatihan Guide Lokal.

             Diinformasikan bahwa  jam 8 pagi Bapak Bupati akan  tiba di hotel. Dan ternyata informasi tersebut betul tepatnya. dengan gagah dan Energic Bapak Bupati  menyapa para peserta mulai dari pintu masuk aula kegiatan pelatihan. Yang masih terekam dalam benak saya mengenai sambutan beliau adalah ‘’bagimana upaya Millenials dalam mengembalikan proses produksi melalui ekonomi kreatif’’ yaitu dengan meningkatkan peran anak muda dalam pembangunan  Pariwisata di Kabupaten Nagekeo.  Beliau juga berharap bahwa peserta pelatihan pemandu pariwisata dapat meningkatkan ekonomi kreatif melalui Pariwisata.  Wahh... salut benar sama bapak yang begitu mendukung peran anak muda dalam pembangunan kabupaten Nagekeo tercinta.

Penyematan tanda pengenal oleh Bapak Bupati.

               Setelah pembukaan sekaligus penyematan tanda pengenal peserta, bapak Bupati langsung diburu oleh peserta pelatihan yang ingin berpose bersama beliau. Ternyata sosok Bapak Bupati ini banyak diidolakan oleh anak muda khususnya peserta pelatihan. Heheh Bapak bupati jadi seleb sesaat niih …

Foto sesi bersama peserta pelatihan guide lokal bersama Bupati Nagekeo selepas acara pembukaan

Sambutan bupati telah usai,  disela-sela undangan bapak bupati selalu menyempatkan waktu  berbincang-bincang bersama tamu undangan yang ikut hadir dalam acara pembukaan di meja coffee break

Sebelum memasuki acara selanjutnya peserta merileksasi dengan hidangan kopi dan teh hangat yang sudah dsiapkan  oleh panitia pelaksana. Wahh para peserta benar-benar dijamin. Senangnya… saking senangnya saya sampe lupa berapa porsi menu lokal yang sudah saya lahap. Wahaha ada ubi ungu, ada jagung rebus, ada ubi singkong dan pelengkapnya adalah sambal ikan teri yang enaknya bikin menggoyang lidah. Sumpah ini benra-benar maknyos. Kata salah satu teman peserta guide lokal. Ternyata yang mentraiger teman-teman adalah hidangan menu yang tiada batasnya rasanya hidangan di meja tak pernah berkurang Saking tiada batasnya sampe-sampe ada yang menikmati hingga tiada batas. Oupps... 

baca juga : HPI GOES TO KAWA VILLAGE & NGABATATA WATERFALL

Pengantar Pariwisata

                    Dasar dari pelatihan pemandu pariwisata adalah peserta harus dibekali dengan Pengantar Pariwisata. Yupp,,, ini adalah bekal dasar bagi setiap pemandu pariwisata karena menjadi seorang pemandu tidak hanya sekedar menunjuk jalan melainkan harus menguasai seluruh aturan dalam memandu kata salah satu pemateri wisata Pak Fredy Radawara. berkenalan dengan pemateri dari DMO (Destination Management organization) Ibu Sefnita adalah anugerah maha cipta yang sengaja dipertemukan dengan kami dalam pelatihan ini. Beliau juga merupakan activator Flores Explor. Meskipun background penidikan beliau bukanlah dunia pariwista tetapi beliau sudah berkecimpung di dunia pariwisata sejak tahun 2011.  cukup lamalah jika terhitung hingga saat ini, saya salut,  Dalam memaparkan materi beliau cukup asyk dan menyengkan. Dalam sesi materi beliau menyelingi dengan permainan atau games yang sengaja dikemas selama materi berlagsung, yahh maybe itu merupakan trick agar para peserta tidak merasa bosan ataupun ngantuk… tapi waktu itu saya merasa sdikit ngantuk mugkin karena terlalu banyak asupan coffee break…. Upzzzzz… keceplos yah… wkwkkwkw.

pada saat materi berlangsung

                    Seharian materi yang dipaparkan oleh ibu sefnita, kami harus menyiapkan stamina untuk hari esok tracking ke bukit weworowet. Tapi sebelum kita next ke cerita trekking bukit weworowet, ada cerita ne dalam sela-sela waktu istirahat, kami kedatangan salah satu peserta pelatihan yang jauh-jauh terbang dari Bali ke Mbay hanya untuk mengikuti pelatihan. Hemmm  siapa yah kira-kira,,,, tiba-tiba Pak Bruno selaku panitia mempersilakan beliau untuk maju kedepan altar aula. Saya dan teman-teman peserta cukup terkejut ketika pertama kali melihat beliau, ini bukan kali pertama saya menjumpai sesorang dengan keadaan fisik terbatas. Rasa heranpun mulai muncul.

Uncle Anton atau Stickman

                    Yahh uncle Anton atau biasa dikenal dengan nama bekennya Stickman. Lelaki paruh baya dengan keterbatasan fisik bermodalkan tongkat kayu yang sengaja dibuat dari batang pohon kopi telah membawanya hingga pelosok Negeri dengan profesi yang ia geluti sebagai pemandu wisata.   Ternyat kondisi fisik tidak mengurangi semangat om Anton. Om anton ini telah menjadi tour guide sejak tahun 1992 di pulau Bali. dalam cerita pengelamanya beliau telah melakukan perjalanan overland dari pulau Bali hingga Pulau Jawa bahkan hingga Pulau Sumatra dan Kalimantan. Ini bukan cerita mainan ataupun karangan indah yang diceritakan oleh beliau. Beberapa gunung tertinggi yang ada di Indonesia telah ia capai.  Keterbatasan fisik is’nt barrier for him. Karena segala sesuatu berawal dari nothing menjadi something hingga pada something special. Itulah yang diucapkan oleh beliau dalam berbagi pengelaman kurang lebih satu jam sebelum istrhat malam.

Si uncle stickman/Om Anton

        Dihari ke-dua peserta melakukan trekking ke bukit weworowet, beberapa perlengkapan sudah dibagikan kepada peserta salah satunya  kaos seragam hijau dengan balutan sablon motif Nagekeo. Yahhh terlihat cukup kece dengan seragam kompak. Tepat jam 7.30  peserta dan panitia menuju ke  bukit weworowet yang letaknya relative mudah dijangkau dari pusat Kota Mbay. Dua Bus pariwisata sudah stand by di halaman hotel. Didalam bus kami dipandu kembali oleh om Anton yang sudah cukup berpengelaman dalam memandu wisatawan. Namun ada saja hal-hal yang mengundang tawa dari para peserta. Tapi saya salut teman-teman mulai membiasakan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Mereka bertingkah seolah-olah sebagai wisatawan terutama tingkah kocak kak Bruno dan Albert. Candanya bukan main.

Peserta Guiode Lokal persiapan trekking menuju bukit weworowet

Okelah om Anton mulai menyapa kami yang seolah wisatawan asing. Dalam perjalann beliau menceritakn setiap tempat yang akan dilewati bahkan keunggulan dan potensi dari wilayah yang dilewati. Dan ini bukan sihir atau karangan belaka yang diceritakan oleh om Anton. Salut deh sama om Anton.

Lagi melihat peserta lain yang belum kebagian bus. 😊

DUCHWIVE (Bantal Guling)

Ohh iya ada beberapa vokeb yang tidak saya ketahu dalam bahasa inggris yaitu ‘’Bantal guling’’ ternyata bantal guling bahasa Inggrisnya ‘’Duchwive’’ kalau diartikan adalah Istri orang belanda. Nyambung nya dimana yah ,,,,  berdasarkan yang diceritakan oleh Uncle Anton bahwa pada jaman dahulu kala, ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda, para istri belanda ketika tidur pada malam hari mereka selalu berkeringat diseputar selangkang paha mereka dan akhirnya mereka mencari cara agar tidak sering berkeringat. sehingga mereka temukanlah bantal guling untuk mengatasi keringat di area selangkang paha. Dari situlah akhirnya orang mengartikan bantal guling dalam bahasa inggris dengan disebut ‘’Ductwive’’.

TIBA DI KAKI BUKIT WEWOROWET.

Dari kejauhan nampak lekukan buklit weworowet yang kuning kecoklatan  sudah terlihat. pagi itu baru memasuki pukul 8 pagi terik panas matahri seperti tak terbendung namun semangat dari teman-teman seolah tak goyah. setiba di bukit kaki bukit weworowet peserta guide lokal langsung diarahkan oleh salah satu penduduk lokal yang juga peserta pelatihan guide lokal kak Ano namanya. sebelum memulai trekking kak ano sempat menunjukan kepada kami Goa alam dan juga sumur bekas peninggalan jaman dulu. perkiraan sumur tersebut sekitaran ratusan tahun yang lalu. sumur tersebut dinamakan Wae Acu atau tempat sumur yang diminum oleh ternak seperti Sapi, Domba, dan Kerbau. 


Smoga menginspirasi😚

#Weworowet

#MbayNagekeo

#Floreseastnusatenggara


Komentar