Tepat ditanggal 11 september 2019
saya dan kawan-kawan melakukan check in di Hotel Sinar Kasih Mbay. Pemberitahuan
dari Panitia Dinas Pariwisata bahwa cek in akan dimulai dari jam 3 hingga 5
sore, jika lebih dari jam yang ditentukan berarti anda didelate jadi peserta. waduhhh….saya akhirnya mulai bergegas
perjalanan dari rumah menuju hotel sinar kasih yang tak begitu jauh dari rumah
saya. Setiba di hotel para panitia telah menunggu kedatangan para peserta
pemandu untuk melakukan pendaftaran ulang lalu di bagikan ke setiap kamar yang
telah ditentukan. saya diberi kunci kamar nomor empat oleh petugas
hotel. Dan ternyata saya harus
berkenalan dengan gadis asal Boawae yang juga termasuk peserta pelatihan.
Namanya Fanny. Yahh fany dengan berwajah ciri khas hitam manis layaknya paras
gadis boawae pada umumnya. Orangnya cukup supel dan mudah akrab dengan orang
baru.
Jam 7.00 seluruh peserta diarahkan untuk makan
malam terlebidahulu. Ketika berada di ruang makan, kami masih begitu canggung
untuk mengenal satu sama lain, duduk dalam ruanganpun kami masih membaur dengan
orang terdekat maklum masih tradisi sukuisme masih lekat
dalam jiwa kami… hehe mugkin belum
saling kenal.
Setelah makan malam yang pasti tidak
lagsung tidur , kami diarahkan lagi oleh panitia menuju aula untuk briefing mengenai kegiatan hari esok.
Senang juga bisa diarahkan sana sini, semuanya serba diarahkan hahaa …..
Moment perkenlan kami pun terjadi, 50
peserta berada dalam satu aula yang cukup besar dengan berbagai ciri khas wajah
dan asal. Kami adalah para peserta dari berbagai daerah yang berada di wilayah
Kabupaten Nagekeo. Saya salut dengan
para peserta pelatihan, selain punya semangat yang tinggi mereka juga memiliki
karakter yang lucu dan unik. Diantara lima puluan peserta yang paling terekam
dalam pandangan pertama saya adalah Kak Bruno. Yahhh saya sering menyebutnya
Bruno mars tetapi Bruno Mars kali ini agak sedikt berbeda dengan Bruno Mas asal
Amerika . Bruno yang ini memiliki keahlian dalam story telling tentang alam maupun pariwisata mugkin yang tidak
mampu diceritakan oleh beliau adalah alam gaib yahh…. wahaha
Ternnyata ia memiliki segudang pengelaman
dalam dunia tourism
guide alias pemandu wisata. Cukup banyak Pengelaman yang ia bagikan ketika
awal perkenalan. Ada beberapa teman
lainnya yang cukup kece dengan tikah laku mereka yaitu, Albert, Luis, Ano, Eman,Dina, Aty dan masih banyak lagi lainya yang tidak sempat
saya hafal namanya satu persatu. setelah semu
melakukan pengenalan peserta kembali ke kamarnya masing-masing.
Layaknya wanita pada umumnya ketika
baru kenal pasti akan ada banyak topik
perkenalan, Nama, Asal, Kuliah dimana, program study apa dan
blaaa…blaaa…blaaa….. saya bingung mau menguraikan cerita perkenalan saya dengan
gadis asal boawae ini, nampaknya dia begitu penasaran dengan kepribadian saya,
entah apa yang membuat ia begitu penasaran tetapi Fany cukup menyengkan sebagai
teman baru.
Pelatihan Hari Pertama
Sesuai arahan Panitia Para peserta
pelatihan pemandu pariwisata harus take
breakfast tepat jam 7.00 . seperti malam biasanya sebelum tidur saya selalu menyetel alarm tepat di jam 5.30 sekaligus waktu untuk solat subhu.
Setelah solat subhu saya langsung bergegas menuju kamar mandi sesuai dengan
arahan panitia bahwa jam 07 tepat peserta telah berada di meja makan. Wokelah….
pagi itu karena acara pembukaan bersama Bapak Bupati Nagekeo kami diharuskan
mengenakan pakian putih hitam dengan selendang khas motif Nagekeo. Nampaknya
teman-teman sudah pada cantik dan ganteng berada di ruangan makan sembari
menikmati hidangan makanan pagi yang sudah disiapkan oleh karyaawan Hotel. Saya
cukup terkesima dengan kedisiplinan teman-teman peserta padahal waktu belum sampai
pukul 7 tetapi mereka dengan gagah dan rapinya sudah stand by di meja makan. Pagi ini ada pemandangan yang tidak biasa
dari awal perkenalan, sebagian teman-tema sudah mulai membaur dimeja makan.
Saya senang diantara teman-teman ada yang begitu supel menjaili teman-teman
dengan khas guyonan mereka mugkin sengaja dilakukan agar lebih akrab salah
satunya Bruno dan Albert yahh lagi-lagi Bruno..
Pembukaan Kegiatan oleh
Bupati Nagekeo
Diinformasikan bahwa jam 8 pagi Bapak Bupati akan tiba di hotel. Dan ternyata informasi tersebut
betul tepatnya. dengan gagah dan Energic Bapak Bupati menyapa para peserta mulai dari pintu masuk
aula kegiatan pelatihan. Yang masih terekam dalam benak saya mengenai sambutan
beliau adalah ‘’bagimana upaya Millenials dalam mengembalikan proses produksi
melalui ekonomi kreatif’’ yaitu dengan meningkatkan peran anak muda dalam
pembangunan Kabupaten Nagekeo Maju. Beliau juga berharap bahwa peserta pelatihan
pemandu pariwisata dapat meningkatkan ekonomi kreatif melalui Pariwisata. Wahh salut sama bapak yang begitu mendukung
peran anak muda dalam pembangunan kabupaten Nagekeo tercinta. Setelah pembukaan
sekaligus penyematan tanda pengenal peserta, bapak Bupati langsung diburu oleh
peserta pelatihan yang ingin berpose bersama beliau. Ternyata sosok Bapak
Bupati ini banyak diidolakan oleh anak muda khususnya peserta pelatihan. Heheh
Bapak bupati jadi seleb sesaat niih …
Sambutan bupati telah usai, namun
bapak bupati masih punya waktu
berbincang bersama tamu undangan yang ikut hadir dalam acara pembukaan di meja coffee break. Sebelum memasuki acara
selanjutnya peserta merileksasi dengan hidangan kopi teh hangat yang sudah
dsiapkan panitia. Wahh para peserta benar-benar dijamin. Senangnya… saking
senangnya saya sampe lupa berapa porsi menu lokal yang sudah saya lahap. Wahaha
ada ubi ungu, ada jagung rebus, ada ubi singkong dan pelengkapnya adalah sambal
ikan teri. Sumpah ini benra-benar maknyos. Ternyata yang mentraiger teman-teman
adalah hidangan menu yang tiada batasnya. Saking tiada batasnya sampe-sampe ada
yang menikmati hingga tiada batasnya. Tapi
bukan saya yahh … dan juga bukan Mr. BM yahh …
Pengantar Pariwisata
Dasar
dari pelatihan pemandu pariwisata adalah peserta harus dibekali dengan
Pengantar Pariwisata. Yupp,,, ini adalah bekal dasar bagi setiap pemandu
pariwisata karena menjadi seorang pemandu tidak hanya sekedar menunjuk jalan
melainkan harus menguasai seluruh aturan dalam memandu. berkenalan dengan
pemateri dari DMO (Destination Management organization) Ibu Sefnita adalah
anugerah maha cipta yang sengaja dipertemukan dengan kami dalam pelatihan ini. Beliau
juga merupakan activator Flores Explor. Meskipun background penidikan beliau
bukanlah dunia pariwista tetapi beliau sudah berkecimpung di dunia pariwisata
sejak tahun 2011. cukup lamalah jika
terhitung hingga saat ini, saya salut,
Dalam memaparkan materi beliau cukup asyk dan menyengkan. Dalam sesi
materi beliau menyelingi dengan permainan atau games yang sengaja dikemas
selama materi berlagsung, yahh maybe itu merupakan trick agar para peserta
tidak merasa bosan ataupun ngantuk… tapi waktu itu saya merasa sdikit ngantuk
mugkin karena terlalu banyak asupan coffee break…. Upzzzzz… keceplos yah…
wkwkkwkw
Seharian
materi yang dipaparkan oleh ibu sefnita, kami harus menyiapkan stamina untuk
hari esok tracking ke bukit weworowet. Tapi sebelum kita next ke cerita
trekking bukit weworowet, ada cerita ne dalam sela-sela waktu istirahat, kami
kedatangan salah satu peserta pelatihan yang jauh-jauh terbang dari Bali ke
Mbay hanya untuk mengikuti pelatihan. Hemmm
siapa yah kira-kira,,,, tiba-tiba Pak Bruno selaku panitia mempersilakan
beliau untuk maju kedepan altar aula. Saya dan teman-teman peserta cukup
terkejut ketika pertama kali melihat beliau, ini bukan kali pertama saya
menjumpai sesorang dengan keadaan fisik terbatas. Rasa heranpun mulai muncul.
Uncle Anton atau Stickman
Yahh
uncle Anton atau biasa dikenal dengan
nama bekennya Stickman. Lelaki paruh
baya dengan keterbatasan fisik bermodalkan tongkat kayu yang sengaja dibuat
dari batang pohon kopi telah membawanya hingga pelosok Negeri dengan profesi
yang ia geluti sebagai pemandu wisata. Ternyat kondisi fisik tidak mengurangi
semangat om Anton. Om anton ini telah menjadi tour guide sejak tahun 1992 di pulau Bali. dalam cerita
pengelamanya beliau telah melakukan perjalanan overland dari pulau Bali hingga
Pulau Jawa bahkan hingga Pulau Sumatra dan Kalimantan. Ini bukan cerita mainan
ataupun karangan indah yang diceritakan oleh beliau. Beberapa gunung tertinggi
yang ada di Indonesia telah ia capai. Keterbatasan
fisik is’nt barrier for him. Karena
segala sesuatu berawal dari nothing
menjadi something hingga pada something special. Itulah yang diucapkan
oleh beliau dalam berbagi pengelaman kurang lebih satu jam sebelum istrhat
malam.
Dihari ke-dua peserta melakukan
trekking ke bukit weworowet, beberapa perlengkapan sudah dibagikan kepada
peserta salah satunya mengenakan kaos seragam hijau dengan balutan sablon motif
kain Nagekeo. Yahhh terlihat cukup kece dengan seragam kompak. Tepat jam 7.30
kami peserta dan panitia menuju bukit weworowet yang letaknya relative mudah
untuk dijangkau dari pusat Kota Mbay. Dua bus pariwisata sudah siap gas
weworowet. Dalam bis kami dipandu kembali oleh om Anton yang sudah cukup
berpengelaman dalam memandu wisatawan. Namun ada saja hal-hal yang mengundang
tawa dari para peserta. Tapi saya salut teman-teman mulai membiasakan
berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Mereka bertingkah seolah-olah sebagai
wisatawan terutama tingkah kocak kak Bruno dan Albert. Candanya bukan main.
Okelah om Anton mulai menyapa kami yang seolah wisatawan asing. Dalam perjalann
beliau menceritakn setiap tempat yang akan dilewati bahkan keunggulan dan
potensi dari wilayah yang dilewati. Dan ini bukan sihir atau karangan belaka
yang diceritakan oleh om Anton. Salut deh sama om Anton.
DUCHWIVE (Bantal Guling)
Ohh iya ada beberapa vokeb yang tidak
saya ketahu dalam bahasa inggris yaitu ‘’Bantal guling’’ ternyata bantal guling
bahasa Inggrisnya ‘’Duchwive’’ kalau diartikan adalah Istri orang belanda.
Nyambung nya dimana yah ,,,, okelah ni aku cerita sedikit yah, berdasarkan yang
diceritakan oleh Uncle Anton bahwa pada jaman dahulu kala, ketika Indonesia
masih dalam jajahan Belanda, para istri belanda ketika tidur pada malam hari
mereka selalu berkeringat diseputar selangkang paha mereka dan akhirnya mereka
mencari cara agar tidak sering berkeringat. sehingga mereka temukanlah bantal
guling untuk mengatasi keringat di area selangkang paha. Dari situlah akhirnya
orang mengartikan bantal guling dalam bahasa inggris dengan disebut
‘’Ductwive’’.
Komentar
Posting Komentar