Aaahhh rasanya masih tak percaya….
Sebuah perjalanan jauh nan panjang dari suatu daerah menuju kota
penuh bergengsi yahh boleh katakana metro politan. Jumat sore saya mulai
berangkat dari mbay ibu kota kabupaten nagekeo menuju kota ende. Kenapa saya
harus melalui ende karena di kabupaten yang
saya tinggal belum memiliki
bandara.sedihh yahh … jikalau ingn
bepergian maka harus melalui bandara ende ataupun bandara soa yang cukup realif
mudah untuk dijjangkau. Namun dalamm perjalnan saya kali ini saya lebih memilih
melalui bandara Aroebusman Ende sekaligus ingin melepas rindu dengan kota penuh memori selama empat tahun mengenyam
pendidkan perguruan tinggi di Universitas Flores Ende. Sore itu tepat pukul
18.15 hampir memasuki waktu malam saya tiba di kota ende menggunakan travel.
Karena schedule penerbangan jam 8 pagi saya harus menginap di salah satu rumah
sanak keluarga saya yang sudah sering saya singgahi dari jaman kuliah. Bibi dan anak-anak nya
menyambut kedatangan saya dengan seruan aksen Ende-Mbay‘’haaaaaaaaaaa kau
dataaaaaaangggggggggg’’. Sambil mendorong masuk koper dan tas. Ahhhh tanpa
berdialog panjang lebar saya lagsung menuju
kamar merebahkan tubuh yang cukup kelelahan akibat laju kendaraan sopir
yang tak bisa diajak kompromi ‘’om pelan om’’…. Om supirnya seolah tak peduli
menancapkan laju perjalananya.
Hati ini rasanya tak sabar lagi menyambut hari esok. Ohh benarkah
besok diri ini akan ke jakarata? Tanya dalam hati sambil membayagkan perjalanan
besok. Tidurku ibaratkan ayam yang baru saja kecebur air dikolam menahan
kedinginan. Suara lantunan ayat-ayat
pendek mulai terdegar disekitar masjid terdekat. Bangunlaahhhh…. Mondar mandir sambil mengecek satu per-satu barang
yang akan dibawakan yakin dan percaya tidak ada yang terlupakan oky
ready to gooooo………………. Jam baru menunjukan
pukul 6 pagi lewat namun saya sudah berpakian rapi. Tak lupa saya sarapan dengan
menu ala kadar yang sudah disiapkan oleh bibi.
Suara hilir mudik pesawat di langit kota ende sudah mulai terdengar,
hati ini seolah tak sabar entah apa yang memicu hati ini untuk tidak bersabar.
Jakarta i’m coming…. Jakarta i’m coming…. Kata itu seolah mengumam terus
menerus dalam hati .
Satu jam sebelum keberangkatan saya mulai melakukan check in. Dapat
kabar dari petugas bandara bahwa ada pengunduran jam terbang dari Kupang ke Jakarta. Waktu keberangkatan harusnya pukul 11.05 namun harus delay hingga pukul
3.05. Oky that’s fine. Mugkin ini suratan buatan
saya agar bisa berhilir mudik di sekitaran bandara.
Kurang lebih 6 jam saya berada di bandara eltari kupang. Penundaan jam
terbang tak membuat saya merasa bosan berada di ruang tungggu penumpang. Untuk
megakali rasa jenuh saya mengalihkan dengan mengobrol dengan para penumpang
sekitarnya.
informasi dari layar komputer atau apa itu, pesawat Lion Air dengan nomor sekian menuju Surabaya-Jakara telah mendarat, semua penumpang bergegas lari....
wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnnnggggggggggg, kreekkkk,kreekkkkkk................................
Dari ketinggian mulai nampak
kemegahan kerlap-kerlip langit kota jakarta.
Pesona gemerlap malam kota ini seolah tak ingin berpaling. ooohhhhh my gooooooooooooooooodddd...... sambil melongo keluar jendela pesawat. Tepat pukul 18.30
sabtu 26 oktober tiba di bandara Soekarno Hatta. Ini bukan kesekian kalinya
tiba di bandara soekarno hatta melainkan baru pertama kali. Yahh cukup excited
tiba di bandara yang cukup bergengsi ini. Bermodalkan keberanian seorang diri
menapakan jejak di ibu kota negara. Nasib baik anak soleha berkenalan dengan
a’a asal tanggerang yang kebetulan satu seat saat penerbangan kupanj-jakarta.
Secara sukarela a’a itu menawarkan untuk membawakan koper kepunyaan saya. Tak
ada rasa curiga maupun khawatir dari tampang lelaki ini. Dengan penuh keyakinan
saya mengikuti setiap arahan a’a yang saya lupa namanya. Tapi parasanya cukup
terekam dalam benak hingga saat ini.
Tepat tanggal 26 oktober pukul 12.30 malam tiba di marabela hotel.
Para pantia Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Banten menyambut kedatangan
kami peserta kloter terakhir begitu
ramah dan bersahaja meskipun nampak raut
kelehan dari wajah mereka. Waktu sudah hampir memasuki pagi, para panitia
masih terlihat rapi terutama para gadis masih enak dipandang dengan
polesan bedak dan lipstick yang cukup bertahan hinggga larut malam. Setelah
mengecek nama dan pembagian kelompok, saya di arahkan oleh petugas hotel menuju
kamar yang sudah disiapkan. Kata pantia BPIB bahwa peserta akan dibagikan
dengan peserta dari provinsi lain. Wahh saya malah senang.
Awalnya saya cukup terkesima dengan interior isi hotel yang
bernuansa nusantara. Cukup berbeda dengan hotel-hotel berkelas internasional yang
pernah saya temukan. Ditambah nyayian music tradisional seolah meyambut kedatangan kami dan para makhluk
lainnya.𓀣☺ Eipsss…. Yang pasti bukan mahluk jadi-jadian. Haahha tenang-tenang, ohh iya saya hamper
lupa wasiat ibu saya bahwa jangan lupa untuk menyapa para penghuni di tempat
yang baru kamu pijak dengan tradisi yang sudah diajarkan yaitu dengan langsung menyentuh lantai dari pintu masuk
hotel lalu disematkan di dahi kepala. tradisi ini sering saya lakukan ketika
berada di tempat baru. Done…. tradisi itupun saya lakukan hingga pada
pengantaran saya menuju kamar hotel. Disetiap sudut hotel yang saya lewati saya
menyapa mereka. Sebetulnya tindakan tersebut sebagai wujud penghormatan kepada
mereka-mereka yang telah menghuni sejak
puluhan tahun yang lalu…. Begitu yah mas dan mbak bro mungkin tradisi ini bisa
diaplikasikan biar kamu tidak di hantui rasa takut… hehhe santai –santai kamu tak perlu setegang itu
yah …
HARI PERTAMA PEMBUKAAN
PERSAMUHAN NASIONAL ANYER 2019
![]() |
Peserta Persamuhan NTT setelah acara pembukaan persamuhan Nasional 2019 |
Emmm memasuki hari pertama
pembukaan. Ula..lala…. Lagi-lagi saya terkesima
pada pemandangan aula resto hotel yang telah padat dipenuhi peserta persamuhan.
Masing-masing peserta dari penjuru nusantara mulai membaur satu sama lain,
sayapun juga begitu. Moment paling seru
berada di ballroom secara spontanitas kami mulai berkenalan satu persatu… acara persamuhan nasionl pembakti desa 2019
yang saya ikuti selama lima hari ini berbeda dengan kegiatan yang pernah saya
ikuti. Ada kesan yang begitu berbeda ketika semua peserta kurang lebih 350
peserta berkumpul dalam suatu ruangan
entah apa, semuanya begitu asing tapi tak membuat saya inferior berada
diantar mereka. Saya baru memahami kata persamuhan setelah ibu iren sinaga
selaku direktur bpib dalam sambutannya di aula ballroom. Ooooooooohhhh pancasilaaa……..
(gumam saya dalam hati) bgini toh makna pancasila yang sesungguhnya, saying
sekali wawasan saya mengenai pancasila yahh panca yang terdiri dari lima sila
itu Ternyata pancasila itu tidak hanya persoalan intoleransi semata namun
saling bergotong-royong, bertukar ide dan diskusi sudah merupakan bagian dari
pancasila sesuai dengan sila ke-tiga yaitu persatuan Indonesia. Bicara
persamuhan sepertinya tiada habis-habisnya
Dalam perjumpaan
persamuhan ada juga sosok mbak yang sangat luar biasah. … mbak nina namanya
yang sudah saya anggap seperti
ibu angkat saya, mbak yang selalu membangunkan saya disetiap paginya. Mbak yang selalu care jikalau saya mulai
meringik mbak aku pusing mbak, aku sakit ini mbak, gimana yah mbak…. Lalu ketika
bangun pagi sudah ada secangkir teh disamping tempat tidurku. Hemmm mbak nina
jadi buatku rindu tak terobati dengan sosok kebaikanmu.
Lalu ada sensasi yang
berbeda ketika mengenakan kain tradisional suku badui tepat di hari sumpah
pemuda tanggal 28 oktober. Ahuuiii pecah teloor, entah itu jargon untuk apa,
teman sekamarku mbak maida, febri dan mbak nina yang notabene dari jawa timur selalu
menyebut kata itu… dihari kedua tepat di hari sumpah pemuda sebagian
pesera mengenakan kain tradisonal suku
badui termasuk saya dan beberapa teman lainnya.
Melengang lenggok bagaikan gadis badui dengan balutan kain merah merona bebas
melenggak lenggok di pelataran pantai marabela hotel. Seluruh peserta dari
sabang sampai marouke yang turut hadir dalam acara persamuhan bersama-sama
mengikrarkan janji sumpah pemuda. Semakin terasa nilai pancasila saat peserta
persamuhan diajak menari goyang gemufamire. Lagu asal flores Ma’umere ini
berhasil membuat seluruh peserta baik wartawan media yang sedang meliput
kegiatan persamuhan ikut menari bersama. Dalam hati. Wahhh ternyata NTT semakin
dikenal, NTT tidak lagi dengan image oh tuhan Tolong. melalui karya-karya
putra/putri daerah NTT semakin dikenal. Bangga sayaaa sambil menari ria….
Tak sengaja juga saya berjumpa dengan lelaki asal maluku. Ronald
reigan mantan tentara anak maluku yang kini telah menjadi agen duta perdamian
dunia. Sayangnya kami tak berjodoh untuk bersua lebih lama mengenai kisah 20
tahun konflik maluku. Bahagianya diriku bisa berjumpa dengannya.
Kebahagiaan selama persamuhan sepertinya tak sanggup diutarakan
ketika saya berjumpa lagi dengan para expert blogger dari berbagai daerah Inddonesia
di balik ballroom. Keunikan dan keanehan saya temukan ketika kami bersma-sama
berselesehan di balik ballroom bersama ibu Iren Sinaga. Ada Mas Emte blogger
asal Jakarta yang selalu mengundang tawa dengan tingkah kocaknya, lalu ada Mas
Yudi blogger asal Aceh yang selalu memikat pandangan bu Iren Sinaga biar dapat
perhatian khusus. Cihuuuiiiii…. Ada nahum eh hanum vloger asal jakrata yang amat sangat cemen
dengan rumor mistisnya marabela hotel. Penasaran sisi mistis Marabela hotel
bisa ditonton review melalui link vlog ini…https://youtu.be/y-qVVEN7NWs
Ahhhhh persamuhan….. kau begitu berkesan. Kau membuatku mengerti
arti persatuan, kau membuatku mengerti arti gotong-royong, kau membuatku
mengerti arti dari perbedaan.
Sebetulnya masih banyak cerita-cerita yang dilewatkan selama persamuhan
tetapi ini dulu yahhh….
Salam pancasila.. salam Indonesia damai.
![]() |
Marcusuar Km 0 dalam kemeriahan Festival Bedug |
Perjuangan yang penuh lika-liku untuk menuju Persamuhan ya mba. Dan akhirnya bertemu dengan banyak saudara yang sama-sama bertalenta. Salam kenal mba dari Jogja
BalasHapusHallo mbak Vika. .. salam kenal yahh ... senang bisa jumpa sama Blogger" hebat seperti kalian... 😊
HapusTravelling ke Flores yuukk.. kan udah ada saudara di Flores 😆
Mbak Novie yang perjalanannya paling panjang itu sampai di rumah wakakakakkakakakaaa salam kenal mbak ee, eh ga mau panggil mbak, kalau di ende mbak itu panggilnya apa? kakak ya? pokoknya salam kenal yaaa
BalasHapusHaii mbak atharik, senang bangetttzzzzz bisa jumpa nanti kenalan sama kalian orang" hebat... Syg nya perjumpaan kita di hari" terakhir Persamuhan. Smoga bisa jumpa lagi ...
HapusOhh iya klw di Flores Ende untuk yg masih gadis dipanggil "INE" saja atau bisa di panggil "NONA"... yuuuppzzz 😆😊