Mbay traditonal cloth (Dhowik Mbay ) |
Kata Bung Karno,,,, Ingat !!!!! Jangan sekali-kali lupakan sejarah yahh....
menurut saya kamu tak perlu menghabiskan budget hanya
untuk jalan-jalan ke jepang untuk mengenakan Kimono, di tanah Nagekeo
sendiri kamu dapat mengenakan kain adat yang tidak kalah menariknya. Namanya ''Lipa Dhowik'' atau biasa disebut Kain Bunga.
Kain yang biasa dipakai diacara adat tertentu ini memiliki keunikan tersendiri. Dengan berwarna dasar hitam, kemudian dipadupadankan dengan warna kuning mencolok dijamin bakalan buat kamu betah mengenakan kain ini. dulu waktu saya kecil hingga berusia remaja enggan sekali untuk mengenakan kain dhowik ini. rasanya agak aneh jika mengenakan kain adat ini, entah mungkin saya tersugesti dengan kebiasaan budaya masyaraktat setempat mengenakan lipa dhowik pada saat berkabung atau biasa dipakai pentup keranda orang mati. yah kedengaranya agak seram kan... kain adat dipakai buat orang mati. hehe waktu itu yah good people... tapi seiring berkembangnya jaman, melihat budaya asli semakin dilenser berlahan-lahan rasanya hati ini tercabik-cabik apakah kita akan terus menjadi penonton. tentunya tidak. melihat realita yang ada,keinginan mendobrak rasa yang selama ini dipendam lama mulai muncul. perasaan takut mengenakan lipa dhowik berlahan pupus. seketika hati ini jatuh cinta dengan keelokan motif dhowik yang begitu beragam makna. rasanya ingin tetap berlenggak lenggok ala Miss universe dan kamu akan merasakan sensasi yang berbeda ketika mengenakan dhowik ini. yuhu.....
kain yang dulu hanya dikenakan pada momen tertentu misalnya, acara berkabung, ritual adat, dan pernikahan kini dapat kamu jumpai diberbagai acara besar. menurut cerita nenek saya, dulu ketika mereka kenakan kain dhowik mereka langsung diburu para lelaki... entah lah,, konon katanya dhowik mampu memikat pandangan para lelaki cihuiiii.....
Maha Karya terbesar
Lipa Dhowik suda cukup terkenal hingga ke kanca Nasional. baru-baru ini maha karya terbesar diberikan kepada Nenek Syairah Mane Tima sebagai salah satu pelestari budaya ''Lipa Dhowik''. lipa dhowik juga sudah mulai dilirik para designer ternama.
kini lipa dhowik suda bukan hal yang aneh lagi bagi saya, kini saya semakin Percaya diri mengenakan lipa dhowik .
yee.....
berikut ini beberapa potret lipa dhowik yang saya kenakan bersama teman-teman. terlihat canik dan elok bukan ....
Kain yang biasa dipakai diacara adat tertentu ini memiliki keunikan tersendiri. Dengan berwarna dasar hitam, kemudian dipadupadankan dengan warna kuning mencolok dijamin bakalan buat kamu betah mengenakan kain ini. dulu waktu saya kecil hingga berusia remaja enggan sekali untuk mengenakan kain dhowik ini. rasanya agak aneh jika mengenakan kain adat ini, entah mungkin saya tersugesti dengan kebiasaan budaya masyaraktat setempat mengenakan lipa dhowik pada saat berkabung atau biasa dipakai pentup keranda orang mati. yah kedengaranya agak seram kan... kain adat dipakai buat orang mati. hehe waktu itu yah good people... tapi seiring berkembangnya jaman, melihat budaya asli semakin dilenser berlahan-lahan rasanya hati ini tercabik-cabik apakah kita akan terus menjadi penonton. tentunya tidak. melihat realita yang ada,keinginan mendobrak rasa yang selama ini dipendam lama mulai muncul. perasaan takut mengenakan lipa dhowik berlahan pupus. seketika hati ini jatuh cinta dengan keelokan motif dhowik yang begitu beragam makna. rasanya ingin tetap berlenggak lenggok ala Miss universe dan kamu akan merasakan sensasi yang berbeda ketika mengenakan dhowik ini. yuhu.....
kain yang dulu hanya dikenakan pada momen tertentu misalnya, acara berkabung, ritual adat, dan pernikahan kini dapat kamu jumpai diberbagai acara besar. menurut cerita nenek saya, dulu ketika mereka kenakan kain dhowik mereka langsung diburu para lelaki... entah lah,, konon katanya dhowik mampu memikat pandangan para lelaki cihuiiii.....
Maha Karya terbesar
Lipa Dhowik suda cukup terkenal hingga ke kanca Nasional. baru-baru ini maha karya terbesar diberikan kepada Nenek Syairah Mane Tima sebagai salah satu pelestari budaya ''Lipa Dhowik''. lipa dhowik juga sudah mulai dilirik para designer ternama.
kini lipa dhowik suda bukan hal yang aneh lagi bagi saya, kini saya semakin Percaya diri mengenakan lipa dhowik .
yee.....
berikut ini beberapa potret lipa dhowik yang saya kenakan bersama teman-teman. terlihat canik dan elok bukan ....
potret diatas saya begitu manja dengan balutan lipa dhowik yang sengaja saya pakai setengah lingkaran. ehh lokasinya itu di bukit Weworowet guys... |
lokasi Bendungan Sutami bersama teman-teman laskar Berdikari. |
Dhowik ini dikenakan pada saat acara Pelantikan Bupati Nagekeo terpilih Bapak Yohanes Don Bosco Do dan Bapak Marianus Waja |
bukit air panas Maropokot |
lokasi Goa Jepang |
lokasi Bendungan Sutami
|
penasran,,, ayooo ke Nagekeo ....
Uwoooo, kirim saya satu ko :D
BalasHapusSaya juga mau satu bhaaa😁
BalasHapussiap paketan. heheh
Hapus